Senin, 12 Mei 2014

RAK Non Faktorial Dan RAK Faktorial dengan Microsoft Xcel

Pada postingan kali ini saya akan berbagi sedikit yang saya ketahui tentang Rumus mencari
 "RAK Non Faktorial Dan RAK Faktorial dengan Microsoft Xcel"

pada postingan ini saya tidak menjelaskan begitu mendetail cara-caranya, saya hanya akan melampirkan foto dari hasil yang saya kerjakan di Microsoft Xcel. pada gambar yang saya masukkan tulisan merah adalah 
"RUMUS" dari cara mencari dengan Microsoft Xcel. 
untuk sobat yang ingin lebih mendetail sobat sekalian dapat membaca dahulu postingan saya sebelumnya :
ok langsung saja...

1. Pengerjaan RAK Non faktorial dengan Microsoft Xcel.
langkah pertama selesaikan dulu


  • jumlah perlakuannya
  • jumlah blok
  • faktor koreksi
  • db perlakuan
  • db blok
  • db galat
  • db total
  • jk total
  • jk perlakuan
  • jk blok , dan
  • jk galat


pada tulisan berwarna merah adalah "RUMUS"

Nah selanjutnya buat Tabel Sidik Ragam nya :
  • untuk mencari KT , F.hitung dan F tabel Rumusnya yang berwarna merah


2. pengerjaan RAK Faktorial dengan menggunakan Microsoft Xcel.
langkah pertama selesaikan dulu :
  • jumlah ulangan ( blok )
  • jumlah perlakuan 1
  • jumlah perlakuan 2
  • faktor koreksi
  • db blok
  • db perlakuan 1
  • db perlakuan 2
  • db galat
  • db total
  • jk total
  • jk perlakuan
  • jk blok , dan
  • jk galat



selanjutnya buat tabel Dua arahnya :
tujuan dari pembuatan tabel dua arah yaitu untuk mencari :
  • jk K (perlakuan 1)
  • jk V (perlakuan 2)
  • jk interaksi ( k x v )
  • jk galat
untuk membuat tabel 2 arah kita memasukkan data dari jumlah pada kolom V1 di baris K0 kita mengambil datanya dari jumlah K0V1 dan seterusnya. (Tulisan yang berwarna merah adalah RUMUS yang di gunakan di M cel).
langkah selanjutnya buat tabel sidik ragam


untuk cara mencari KT , F.hit dan F tabelnya rumus yang tulisan berwarna merah


sekian postingan saya kali ini....

Baca Juga :

"Cara Mengerjakan RAL Non Faktorial Dengan Menggunakan M Xcel"

Cara Mengerjakan RAL Non Faktorial Dengan Menggunakan M Xcel

Berhubung karena ada tugas dari dosen  untuk mengerjakan tugas "RANCOB RAL " dalam M Xcel maka pada postingan kali ini saya akan berbagi sedikit
 "Cara Mengerjakan RAL Non Faktorial Dengan Menggunakan M Xcel".
ok agan-agan sekalian, sebelum memulai membaca : ada hal yang penting yang harus di ketahui sebelum membaca yaitu
  "setiap tulisan yang berwarna merah adalah rumus yang di gunakan di M xel.(yang di foto)"
Langsung Saja


1. Sebelum kita mengerjakan RAL hal yang sangat penting yang harus agan miliki yaitu data yang ingin agan kerjakan.... :-)
2. Buka M Exel agan ( biasa di menu star udah terpampang M Exel tinggal di klik )
3. setelah M Exel nya terbuka maka agan isi dulu data yang ingin agan kerjakan

Data yang tersaji biasanya begini...
4. Mencari Total

untuk mencari total kita menggunakan rumus = SUM (kemudian blok data yang akan kita jumlahkan )
agan dapat melihat pada contoh di atas pada panah paling atas, itu adalah rumus pengerjaannya... sedangkan yang di dalam cel biru, itu adalah data yang di masukkan ke rumus dengan cara di blok dari cel B4 ke cel G4. Untuk panah merah,fungsinya yaitu setelah kita menekan enter dan keluar hasilnya.Maka kita hanya tinggal menarik pojok kanan bawah dari cel nya (pada gambar di atas di tarik hingga cel H7) maka akan keluar hasilnya tanpa agan nulis rumus lagi.

5. Mencari Rerata

Sama hal nya dengan mencari total untuk mencari rerata kita menggunakan Rumus  =AVERAGE( kemudian blok data yang akan kita reratakan )

6. Setelah Data Selesai Maka langkah selanjutnya Mencari :
  • jumlah perlakuannya
  • jumlah ulangannya
  • faktor koreksi
  • db perlakuan
  • db galat
  • db total
  • jk total
  • jk perlakuan
  • jk galat
ini Rumus mencarinya (tulisan berwarna merah Rumus XCel nya) :


7. Buat Tabel Analisa Ragam

8. Tinggal agam masukkan Data haris agan carik pada point No 6.

9. Mencari KT , F.Hit dan F.Tabel

Ini Rumusnya F.Tabel , KT dan F.Hit (tulisan berwarna merah)

ini contoh yang udah selesai :

berhubung uji lanjutnya belum selesai di buat maka sampai disini aja dulu...
untuk cara mengerjakan ke SPSS agan dapat baca disini

Senin, 05 Mei 2014

Cara Mengerjakan RAL dengan SPSS 16.0


Pada postingan kali ini saya akan berbagi sedikit pengetahuan saya tentang bagaimana cara mengerjakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan menggunakan SPSS 16.0
langsung saja…

1.   Ini penampakan data yang akan kita gunakan untuk di kerjakan di spss 16.0


2. Buka SPSS 16.0 ( bagi yang belum punyak bisa download disini )
3. Setelah spss terbuka maka pilih type in data


4. Selanjutnya pilih variable view yang terletak di pojok kiri bawah
        5. Selanjutnya masukkan variable apa yang kita ingin kerjakan tinggal di tuliskan di name
  
 6.  Untuk memudahkan dan meniadakan kita dalam mengisi data di data view nanti kita dapat mengedit
         values seperti ini.



Untuk mengedit value label kita harus tau dulu perlakuan dan ulangan yang kita lakuan. Seperti gambar di atas pada   value labels perlakuan untuk valuenya dapat kita mulai dari angka 0 karena perlakuan yang kita buat yaitu T0 dan selanjutnya. Begitu juga pada value labels ulangan

 7. Selanjutnya  kita berpindah ke data view (pojok kiri bawah) 


     8. Klik di value label untuk mengangktifkan value yang telah kita edit tadi. (kalau telah berhasil maka values
            label nya akan putih).


9. Selanjutnya masukkan data yang kita miliki



Karena perlakuan nya T0,T1,T2,dan T3 serta dengan 6 ulangan maka kita menyusun T0 = values label 0 dan untuk ulangannya ulangan I = values label 1.untuk hasil nya kita lihat pada T0 di ulangan ke I


10.  Selanjutnya klik kembali values labelnya untuk memunculkan perlakuan dan ulangan yang kita inginkan pada kolom perlakuan dan ulangan

        

 11.  
Klik pada Analyze selanjutnya General Linear Model dan klik Univariete


    12.  Selanjutnya letakkan Hasil pada dependent variable dan perlakuan pada fixed factor. Dengan cara klik hasil lalu klik agar hasil pada kolom sebelah kiri akan masuk ke kolom dependent variable. Begitu juga untuk memasukkan perlakuan. (karena data yang kita ingin carik dalam bentuk RAL maka ulangan tidak perlu di masukkan)



13.  Klik pada model  dan akan terbuka univariety model

    14.  Klik pada custom (lingkaran putih) dan masukkan factor dan covarietas Perlakuan ke model dengan mengklik  perlakuan  lalu klik tanada dan klik “continue”


15.  Klik pada Post Hoc…
16.  Msukkan factor perlakuan ke kolom post hoc test for dengan mengklik perlakuan dan klik tanda panah ke kanan
17.  Centang pada “LSD” untuk uji “BNT” dan centang “tukey”  untuk uji “BJN” dan centang “duncen” untuk uji “duncen” selanjutnya klik “continue”


18.  Setelah “Model” dan Post hoc selesai maka klik ok


finish.  Dan keluar hasilnya


Untuk menge “save”


Cari folder yang dituju dan tulis “file nama” nya dan save


Sekian postingan saya tentang cara mengerjakan RAL dengan menggunakan spss 16.0
TUNGGU POSTINGAN SELANJUTNYA...


Senin, 07 April 2014

Pengerjaan RAL Dengan Microsoft Excel

Selasa, 01 April 2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Air (H2O) merupakan sebagian unsur kimia yang berada dalam bentuk cair pada tekanan biasa dan pada suhu bilik. Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam bebrapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja.
Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian dan minuman untuk ternak. Selain itu, air juga sangat diperlukan dalam kegiatan industri dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf  kesejahteraan hidup manusia.
Air bersih dan air layak minum  adalah dua hal yang tidak sama tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih  layak minum, tetapi air layak minum biasanya berasal dari air bersih. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air bersih perlu diolah dahulu agar menjadi air layak minum.
Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia,biologi dan radioaktif. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern.
B.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian air asam tambang
2.      Proses terbentuknya air asam tambang
3.      Cara mengelola air asam tambang
4.      Penanganan air asam tambang
5.      Dampak dari pertambangan dan air asam tambang
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Air Asam Tambang
Air asam tambang atau acid mine drainage, istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan air lindian (leachate), rembesan (seepage) atau aliran (drainage). Air ini terjadi akibat pengaruh oksidasi alamiah mineral sulfida (mineral belerang) yang terkandung dalam bantuan yang terpapar selama penambangan. Perlu diketahui, air asam sebenarnya tidak saja terbentuk akibat kegiatan penambangan saja. Bahkan, setiap kegiatan yang berpotensi menyebabkan terbuka dan teroksidasinya mineral sulfida, akan menyebabkan terbentuknya air asam. Beberapa kegiatan seperti pertanian, pembuatan jalan dan drainase, dan pengolahan tanah lainnya pada areal yang mengandung mineral belerang, tentu akan menghasilkan air asam. Karakteristik pun sama dengan air asam tambang

B.     PROSES TERBENTUKNYA AIR ASAM TAMBANG
Pembentukan Air Asam Tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan "Acid Mine Drainage (AMD)" atau " Acid Rock Drainage (ARD)" terbentuk saat mineral sulfida tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimena terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam. Hasil reaksi kimia ini,beserta air yang bersifat asam dapat keluar dari asalnya jika terdapat air pengelontor yang cukup, umumnya air hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang keluar dari sumbernya inilah yang lazim disebut dengan istilah AAT.
 AAT adalah air asam yang timbul akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul akibat kegiatan lain seperti penggalian untuk pembangunan fondasi bangunan, pembuatan tambak dan sebagainya. Beberapa mineral sulfida yang ditemukan pada proses AAT FeS2, Cu2S, CuS, CuFeS2, MoS2, NiS, PbS, ZnS and FeAsS. Pirit merupakan mineral sulfida yang umum ditemukan pada kegiatan penambangan terutama batubara. Terbentuknya AATditandai oleh pH yang rendah (1,5-4) konsentrasi logam terlarut yang tinggi, nilai acidity yang tinggi, nilai sulfat yang tinggi and konsentrasi O2 yang rendah. Jika AAT keluar dari tempat terbentuknya dan keluar kelingkungan umum maka faktor lingkungan akan terpengaruhi.

REAKSI KIMIA:
S + O2 ---> SO2                 S = SULFUR

SO2 + H2O ---> H2SO4


C.     Cara Mengelola Air Asam Tambang
Salah satunya, pengellaan air asam tambang. Dalam pengelolaannya, Berau Coal melakukan secara aktif dengan menambahkan senyawa alkali kapur padam (Ca(OH)2) yang diperoleh dari industri kapur padam masyarakat sekitar Berau. Air asam tambang yang terbentuk terlebih dahulu dialirkan ke sediment pond. Tujuannya, untuk mengendapkan partikel-partikel padat tersuspensi yang ada. Seterusnya, air asam dinetralkan dengan menambahkan kapur padam melalui Liming Box yang digerakkan oleh tekanan air.
Air asam tambang yang telah netral, akan kembali diendapkan melalui beberapa kompartemen settling pond sebelum dialirkan ke badan air. Untuk mengontrol kualitas air buangan terhadap baku mutu, perlu setiap hari memonitor dan menganalisis kualitas air tersebut.
Ada beberapa metode pengelolaan air asam tambang ini yaitu antara lain :
1.      Metode aktif, merupakan metode yang paling efektif. Namun kurang efisien, melihat pertimbangan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk bahan kimia dan energi eksternal yang diperlukan. Alternatif lain, pengolahan air asam tambang secara pasif.

2.      Metode pasif, tidak lagi membutuhkan penambahan bahan kimia secara terus menerus. Ini akan mengurangi peralatan operasional dan pemeliharaan. Pengolahan secara pasif mengandalkan terjadinya proses bio-geokimiawi, yang berlangsung menerus secara alami dalam peningkatan pH dan pengikatan serta pengendapan logam-logam terlarut. Jadi jelas, saat ini sistem pasif tercatat paling efektif dan efisien.

Beberapa kegiatan yang di lakukan dalam metode pasif yaitu :

a.       Papan Monitoring WMP
Penelitian dilakukan dengan 2 (dua metode, yakni metode Successive Alkalinity Producing System(SAPS) dan Aerobic Wetland (AW). Keduanya saling dikombinasikan dan selanjutnya disebut satu sel. Penelitian ini menggunakan dua sel bersusun seri. SAPS merupakan salah satu metode pengolahan pasif AAT yang terdiri atas lapisan bahan organik dan batugamping. Keduanya disusun secara vertikal dengan ketebalan tertentu. AAT yang diolah akan mengalir secara vertikal di dalam sistem berdasarkan tekanan grativitas hidrolik. Berbeda dengan SAPS, AAT yang mengalir pada AW akan mengalir secara horizontal pada permukaan sistem yang terdiri atas vegetasi tumbuhan air dan bahan organik sebagai media tanam tumbuhan.

b.         Tumbuhan Air (Tiva) Pada WMP
Pada sistem pengelolaan pasif, terdapat 2 (dua) proses utama yang menyebabkan terjadinya peningkatan pH, yakni larutnya batugamping dan reduksi sulfat secara biologis. Kedua proses ini menghasilkan alkalinitas dalan bentuk bikarbonat (HCO3-) sebagai senyawa penetral. Adapun mekanisme terjadinya penurunan logam terlarut, dimungkinkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses oksidasi dan hydrolisis logam yang menyebabkan terjadinya pengendapan logam
2.   Interaksi antara sulfida (S2-) yang dihasilkan pada proses reduksi sulfat dengan logam bervalensi 2 (seperti Fe2 + dan Mn2+) membentuk logam sulfida yang mengendap.
3.   Proses adsorpsi logam oleh bahan organik (kompos)
4.   Prosrs biosorpsi logam oleh vegetasi tumbuhan air dan mikroorganisme, seperti bakteri, fungi, dan alga yang tumbuh pada lapisan bahan organik.
Selain memperbaiki kualitas air asam tambang, teknologi pengolahan pasif berupa wetland, menjadi lingkungan baru bagi kehidupan flora dan pauna lainnya, seperti ikan, katak, dan serangga. Ekosistem batu ini sering dinamakan dengan ekosistem wekland. Namun demekian, terdapat 2 (dua) hal utama yang harus diperhatikan dalam penerapan pengolahan pasif tersebut, yaitu:
   Kualitas dan debit air asam tambang yang akan diolah
   Ketersediaan dan topografi yang area yang ada
Kedua faktor ini, akan menjadi parameter penentu terhadap jenis, ukuran dan desain sistem pengolahan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing area.

c.       Pengukuran Debit Air
Kedepan, pengolahan air asam tambang PT. Berau Coal akan dititik beratkan pada kombinasi pengolahan aktif, berupa penambahan senyawa alkali penetral dan pengolahan pasif. Dengan metode ini, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengolahan air asam tambang. Semua ini dilakukan, sebagai wyjud komitmen Berau Coal untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.


D.    Penanganan Air Asam Tambang
Pengolahan air asam harus dilakukan sebelum air tersebut dibuang ke badan air, sehingga nantinya tidak mencemari perairan di sekitar lokasi tambang. Pengolahan air asam dapat dilakukan dengan cara penetralan. Penetralan air asam dapat menggunakan bahan kimia diantaranya seperti Limestone (Calcium Carbonat), Hydrate Lime (Calcium Hydroxide), Caustic Soda (Sodium Hydroxide), Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate), Anhydrous Ammoni.

1.       Limestone (Calcium Carbonat)
Limestone atau biasa dikenal dengan batu gamping telah digunakan selama berpuluh-puluh tahun untuk menaikkan pH dan mengendapkan logam di dalam air asam. Penggunaan limestone merupakan penanganan yang termurah, teraman dan termudah dari semua bahan-bahan kimia. Kekurangan dari limestone ini ialah mempunyai keterbatasan karena kelarutan yang rendah dan limestone terlapisi.

2.      Hydrate Lime (Calcium Hydroxide)
Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan untuk menetralkan air asam. Hydrated lime sangat efektif dari segi biaya dalam yang sangat besar dan keadaan acidity yang tinggi. Bubuk hydrated lime adalah hydrophobic, begitu lama pencampuran diperlukan untuk membuat hydrated lime dapat larut dalam air. Hydrated lime mempunyai batasan keefektifan dalam beberapa tempat dimana suatu pH yang sangat tinggi diperlukan untuk mengubah logam seperti mangan.

3.       Caustic Soda (Sodium Hydroxide)
Caustic Soda merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dan sering dicoba lebih jauh (tidak mempunyai sifat kelistrikan), kondisi aliran yang rendah. Caustic menaikkan pH air dengan sangat cepat, sangat mudah larut dan digunakan dimana kandungan mangan merupakan suatu masalah. Penggunaannya sangat sederhana, yaitu dengan cara meneteskan cairan caustic ke dalam air asam, karena kelarutannya akan menyebar di dalam air. Kekurangan utama dari penggunaan cairan caustic untuk penanganan air asam ialah biaya yang tinggi dan bahaya dalam penanganannya. Penggunaan caustic padat lebih murah dan lebih mudah dari pada caustic cair.

4.       Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate)
Sodium Carbonate biasanya digunakan dalam debit kecil dengan kandungan besi yang rendah. Pemilihan soda ash untuk penanganan air asam biasanya berdasar pemakaian sebuah kotak atau tong dengan air masuk dan buangan.

5.      Anhydrous Ammoni
Anhydrous Ammonia digunakan dalam beberapa cara untuk menetralkan acidity dan untuk mengendapkan logam-logam di dalam air asam. Ammonia diinjeksikan ke dalam kolam atau kedalam inlet seperti uap air, kelarutan tinggi, rekasi sangat cepat dan dapat menaikkan pH.Ammonia memerlukan asam (H+) dan juga membentuk ion hydroxyl (OH-) yang dapat bereaksi dengan logam-logam membentuk endapan. Injeksi ammonia sebaiknya dekat dengan dasar kolam atau air inlet, karena ammonia lebih ringan dari pada air dan naik kepermukaan. Ammonia efektif untuk membersihkan mangan yang terjadi pada pH 9,5.

6.      Penggunaan Tawas Sebagai Bahan Koagulan
Air asam dalam kegiatan penambangan juga bisa dipastikan akan memiliki kekeruhan yang sangat tinggi, oleh karena itu untuk menurunkan kekeruhannya dapat menggunakan bahan kimia seperti alum atau lebih dikenal dengan tawas atau rumus kimianya (Al2SO4)3. Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran serta mudah penyimpanannya.
 Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air. Semakin tinggi turbidity air maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8 -7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan alkalinitas.


E.     Dampak dari pertambangan
 Dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan dari kegiatan pertambangan (aspek biogeofisik):
1.      Dampak terhadap badan air:
-          Kuantitas – misalnya turunnya muka air tanah atau debit sungai
-          Kualitas – baik secara fisik (misalnya meningkatnya kekeruhan) maupun
secara kimia (meningkatnya konsentrasi unsur/senyawa berbahaya bagi biota atau manusia)
2.      Dampak terhadap lahan – karena kegiatan penggalian dan penimbunan
3.      Dampak terhadap udara – menurunnya kualitas udara karena debu
4.      Dampak terhadap biota (karena pembersihan lahan)
Salah satu dampak yang sangat penting adalah dampak terhadap badan air, terutama dari aspek kualitas air.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari AAT adalah terhadap biota perairan, baik secara langsung karena tingkat keasaman yang tinggi maupun karena peningkatan kandungan logam di dalam air (air yang bersifat asam mudah melarutkan logam-logam).
AAT menjadi salah satu dampak penting dari kegiatan pertambangan yang harus dikelola tidak saja karena dampaknya terhadap lingkungan perairan atau air tanah, tetapi juga karena:
-          Sekali telah terbentuk akan sulit untuk menghentikannya (kecuali salah satu komponennya habis)
-          Bisa berdampak sangat lama, melampaui umur tambang; pengalaman menunjukkan bisa berlangsung sampai ratusan tahun.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    kesimpulan
1.      Air asam tambang adalah air yang di hasilkan oleh kegiatan pertambangan yang terjadi di karenakan saat mineral sulfida tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimena terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam
2.      Air asam tambang dapat di kelola dengan beberapa metode agar air asam tambang ini dapat di pergunakan.
3.      Dampak dari pertambangan yang sangat berbahaya yaitu air asam tambang di karenakan air asam tambang ini dapat merusak lingkungan seperti tanah ,udara maupun air .selain dari pada itu air asam tambang ini lebih sangat berbahaya dikarenakan sekali sudah terbentuk akan sulit menghentikannya dan dampak yang di timbulkan akan sangat lama untuk di perbaiki

B.     Saran
Perlakuan yang baik pada alam dan air akan memberikan dampak positif bagi diri manusia sendiri.



Referensi

http://dpduniapertambangan.blogspot.com/2013/01/pengelolaan-air-asam-tambang.html
http://wwwenvdept-environmental.blogspot.com/p/air-asam-tambang.html